Remaja

1.3      Konsep Dasar Kelompok Remaja
1.4.1        Pengertian Remaja
Remaja adalah periode yang paling rawan dalam perkembangan hidup seorang manusia setelah ia mampu bertahan hidup (survive) dimana secara fisik ia akan mengalami perubahan yang spesifik dan secara psikologi akan mencari identitas diri (Sarwono, 2007).
 Remaja atau adolescence berasal dari kata lain adolescere (Kata benarnya doslescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh“ atau “tumbuh menjadi dewasa”. Sedangkan pengertian masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakan dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock, 1999).
Pada tahun 1974, world Health Organization (WHO) memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria yaitu, psikologik dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap definisi tersebut seperti tertera di bawah ini, remaja adalah suatu masa dimana:
1.      Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2.      Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola indentifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3.       Terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.



1.4.2        Pembagian Masa Remaja
Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut (Soetjiningsih, 2002):
1.      Masa remaja awal/dini (Early adolescence): umur 11-13 tahun.
2.      Masa remaja pertengahan (Middle adolescence): umur 14-16 tahun.
3.      Masa remaja lanjut (Late adolescence): umur 17-20 tahun.
Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan. Batasan masa remaja dari berbagai ahli memang sangat bervariasi, di sini dapat diajukan batasan: Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.
1.4.3        Ciri-ciri Remaja
1.      Masa Remaja Sebagai Periode Penting.
Walaupun semua periode didalam rentang kehidupan penting pada usia remaja perkembangan fisik dan mental, yang cepat menimbulkan perlunya membentuk sikap nilai dan minat yg mempunyai akibat jangka panjang pada usia berikutnya.
2.      Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan.
Pada masa ini remaja bukan lagi sebagai anak-anak dan juga bukan orang dewasa, bila berprilaku anak–anak ia akan diajari bertindak dewasa tetapi bila berprilaku dewasa dia dikatakan masih belum waktunya bertindak seperti orang dewasa.
3.      Masa Remaja Sebagai Periode Perubahan.
Ada lima perubahan yg terjadi pada remaja
a.       Pertama, peningkatan emosi
b.      Kedua, perubahan fisik
c.       Ketiga, perubahan perilaku
d.      Keempat, perubahan pandangan terhadap nilai
e.       Kelima bersikap ambivalen terhadap perubahan yang terjadi atas dirinya
4.      Masa Remaja Sebagai Usia Bermasalah.
Terdapat dua alasan, pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah diselesaikan orang tua atau guru, kedua, karena remaja merasa mandiri sehingga tidak perlu bentuan orang lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan masalah karena berpengalaman.
5.      Masa Remaja Sebagai Masa Mencari Identitas.
Identitas remaja sebagai masa mencari identitas. Identitas diri yg dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat.
6.      Masa Remaja Sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan.
Karena anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak maka remaja cenderung ragu dalam membuat keputusan dan mencari bantuan dalam mengatasi masalahnya.
7.      Masa Remaja Sebagai Masa yang Tidak Realistik.
Remaja cenderung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan bukan sebagaimana adanya.
1.4.4        Perubahan–Perubahan yang Terjadi pada Usia Remaja
1.      Perubahan Fisik
a.       Perubahan eksternal
1)      Tinggi badan, rata-rata anak perempuan mencapai tinggi maksimal pada usia 17-18 tahun sedang anak laki-laki antara usia 19-20 tahun.
2)      Berat badan, perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahana tinggi badan.
3)      Proporsi tubuh, berbagai anggota tubuh mencapai perbandingan yang seimbang.
4)      Organ seks, organ seks wanita dan laki-laki mencapi ukuran yang matang tetapi fungsi belum maksimal sampai beberapa tahun kemudia, sedangkan ciri seks sekunder mencapai tingkat perkembangan matang pada akhir masa remaja.
b.      Perubahan internal
1)      Sistem pencernaan, perut menjadi lebih panjang, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot perut dan dinding usus bertambah tebal dan lebih kuat, ukuran hati bertambaha besar dan kerongkongan bertambah panjang.
2)      Sistem peredaran darah, jantung bertambah besar dengan pesat, pada usia remaja akhir berat jantung dan kerongkongan bertambah panjang.
3)      Sistem pernafasan, Kapasitas paru anak wanita matang pada usia 17 tahun sedangkan laki-laki beberapa tahun kemudian.
4)      Sistem Endokrin, kelenjar seks berkembang pesat meskipun belum mencapi ukuran matang.
5)      Jaringan tubuh, perkembangan rangka berhenti pada usia 18 tahun, jaringan lain terus berkembang terutama jaringan otot.
2.      Perubahan Emosi
Pola emosi pada remaja sama dengan anak-anak yang membedakan terletak pada rangsangan dan derajat yang membangkitkan emosi. Emosi yang umum yang dimiliki remaja antara lain : amarah, takut, cemburu, ingin tahu, irihati, gembira, sedih, kasih sayang. Remaja yang memiliki kematangan emosi yang memberikan reaksi emosional yang stabil tidak berubah-ubah dari suasana hati kesuasana hati yang lain.
3.      Perubahan Sosial
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh kelompok sebaya disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman sebaya sebagai kelompok.
1.4.5        Pengelompokan Sosial Remaja
1.      Teman dekat, yaitu remaja yang mempunyai dua atau tiga teman akrab, jenis kelamin sama mempunyai minat dan kemauan yang sama saling mempengaruhi dan kadang-kadang bertengkar.
2.      Kelompok kecil, terdiri dari dua kelompok teman dekat bisa sejenis bisa berlawanan jenis dan saling mempengaruhi.
3.      Kelompok besar terdiri dari beberapa kelompok kecil antar anggota terdapat interaksi sosial yang longgar.
4.      Kelompok terorganisasi, kelompok yang dibentuk oleh sekolah atau organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai klik atau kelompok besar.
5.      Kelompok Geng, remaja yang tidak puas terhadap kelompok besar dan minat utamanya untuk menghadapi penolakan melalui perilaku anti sosial.
1.4.6        Minat–Minat Sosial Remaja
1.      Rekreasi
2.      Pesta
3.      Coba-coba minuman keras, obat terlarang dan seks
4.      Percakapan/curhat
5.      Menolong orang lain
6.      Mengamati/mengkomentari peristiwa dunia
7.      Kritik dan pembaharuan

1.4.7        Minat Remaja dalam Pendidikan, Agama dan Perilaku Seks
1.      Minat Pendidikan
Minat remaja terhadap pendidikan dipengaruhi oleh minat terhadap suatu pekerjaan. Ada tiga macam remaja yang tidak berminat terhadap pendidikan:
a.       Pertama, remaja yang orang tuanya mempunyai cita-cita tinggi tetapi tidak realistis terhadap prestasi akademik anak.
b.      Kedua, remaja yang kurang diterima oleh teman sekelas sehingga tidak pernah mengalami kegembiraan.
c.       Ketiga, remaja yang fisiknya matang lebih awal dan penampilannya lebih tua dari usia yang sesungguhnya dan dituntut berpartisifasi lebih terhadap teman yang lain.
2.      Minat Agama
Remaja menyelidiki agama sebagai sumber dari rangsangan emosional dan intelektual. Pola perubahan minat terhadap agama mengalami tiga periode:
a.       Periode kesadaran religius
b.      Periode keraguan religius
c.       Periode rekonstruksi agama
3.      Minat seks dan perilaku seks
Karena meningkatnya minat seks, remaja selalu berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks dari orang lain, hanya sedikit yang berharap bahwa seluk beluk tentang seks dapat diperoleh dari orang tuanya. Telah tentang apa yang ingin diketahui tentang seks menunjukkan bahwa perempuan sangat ingin tahu tentang keluarga berencana, pengguguran dan kehamilan sedangkan laki-laki ingin tahu tentang kenikmatan seks, hubungan seks, penyakit kelamin dan keluarga berencana.
1.4.8        Hubungan Remaja dengan Keluarga
Masalah penting hubungan keluarga adalah apa yang disebut dengan kesenjangan generasi antara remaja dengan orang tua mereka. Kesenjangan generasi yang paling menonjol terjadi dibidang norma-norma sosial. Sebab-sebab umum pertentangan dengan keluarga adalah:
1.      Standart perilaku, Remaja sering menganggap standart perilaku orang tua itu kuno dan harus menyesuaikan dengan stndart modern.
2.      Metode disiplin, kalau metode disiplin yang digunakan orang tua dianggap tidak ada atau kekanak-kanakan maka remaja akan berontak.
3.      Hubungan dengan saudara kandung.
4.      Merasa jadi korban, remaja sering benci kalau status ekonomi keluarga tidak memungkinkan mempunyai simbol status ekonomi sama dengan teman-temannya.
5.      Sikap yang sangat kritis, anggota keluarga tidak menyukai sikap remaja yang terlampau kritis.
6.      Besarnya kelurga, Pada umumnya sedang dengan anak 3-4 lebih sering terjadi pertentangan dibanding dengan keluarga kecil atau keluarga besar.
7.      Perilaku yang kurang matang, orang tua memperlakukan remaja seperti masih pada saat anak-anak.
8.      Memberontak terhadap sanak keluarga.
9.      Masalah palang pintu, Melanggar norma yang dianut oleh keluarga terutama dalam berhubungan dengan lawan jenis.
1.4.9        Tugas Perkembangan Remaja yang Gagal
Bila tugas perkembangan pada remaja gagal, maka remaja akan mengalami:
1.      Terjadi kekacauan identitas
2.      Kepribadian rapuh/ terpecah
3.      Merasa tidak mampu melakukan pekerjaan
4.      Kebimbangan biseksual
5.      Kebimbangan otoritas
6.      Kebimbagan nilai tidak memiliki sikap dan perspektif
1.4.10    Masalah Kesehatan Spesifik pada Remaja
Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada adolesens (sekitar 70%). Kecelakaan kendaraan bermotor, yang merupakan penyebab umum terbanyak, mengakibatkan hamper setengah kematian pada usia 16 sampai 19 tahun (Edelmen dan Mandel, 1994). Kecelakaan ini sering dikaitkan dengan intoksikasi alcohol atau penyalahgunaan obat.
Penyalahgunaan zat merupakan kenyataan masalah utama bagi mereka yang bekerja dengan remaja. Remaja dapat menyakini bahwa zat yang merubah alam persaan menciptakan perasaan sejahtera atau membuktika tingkat penampilan. Semua adolesensberada pada risiko penggunaan zat untuk eksperimental atau kebiasaan atau berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih berisiko terhadap penggunaan kronik dan ketergantungan fisik. Beberapa remaja percaya bahwa penggunaan zat membuat mereka lebih matur.

Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pad adolesens usia antara 15 dan 24 tahun (Hawton, 1990), kecelakaan dan pembunuhan merupakan penyebab utama. Depresi dan isolasi sosial biasanya mendahului usaha bunuh diri, tetapi bunuh diri mungkin juga sebagai akibat dari kombinasi beberapa faktor.
Penyakit menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun di bawah usia 25 tahun. Tingkat insiden tertinggi mengharuskan adolesens yang aktif seksual dilakukan skrining terhadap PMS, meskipun mereka tidak menunjukan gejala. Kehamilan remaja merupakan kejadian umum di Amerika Serikat; 1 dari setiap 10 wanita dibawah usia 20 tahun mengalami kehamilan, dan banyak yang memilih untuk memelihara bayinya sendiri. Kehamilan tidak memiliki risiko fisik pada ibu yang masih remaja kecuali mereka dibawah usia 16 tahun atau tidak menerima perawatan prenatal.
1.5      Asuhan Keperawatan Kelompok Remaja
1.5.1        Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ada lima kegiatan yaitu: pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi:
1.      Data Inti, meliputi: riwayat atau sejarah perkembangan komunitas, data demografi, vital statistik, status kesehatan komunitas
2.      Data lingkungan fisik,  meliputi: pemukiman, sanitasi, fasilitas, batas-batas wilayah, dan kondisi geografis
3.      Pelayanan kesehatan dan social, meliputi: pelayanan kesehatan, fasilitas social (pasar, toko, dan swalayan)
4.      Ekonomi, meliputi: jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan, jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia.
5.      Keamanan dan transportasi
6.      Politik dan keamanan, meliputi: system pengorganisasian, struktur organisasi, kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7.      Sistem komunikasi, meliputi: sarana untuk komunikasi, jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi
8.      Pendidikan, meliputi: tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan yang tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan
9.      Rekreasi, meliputi: kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi
1.5.2        Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa data:
1.      Menetapkan kebutuhan komunitas
2.      Menetapkan kekuatan
3.      Mengidentifikasi pola respon komunitas
4.      Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
1.5.3        Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa ditegakkan pada remaja, yaitu:
1.      Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a.       Pilihan gaya hidup
b.      Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c.       Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d.      Aktivitas seksual
2.      Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a.       Aktivitas seksual
b.      Malnutrisi
c.       Kerusakan imunitas
3.      Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
a.       Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b.      Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c.       Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau mesin penjual makanan
d.      Kemiskinan
e.       Efek penggunaan alcohol atau obat
4.      Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a.       Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak dikenal
b.      Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5.      Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a.       Perasaan negatif tentang tubuh
b.      Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan remaja
1.5.4        Intervensi Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan masalah kesehatan pada remaja. Intervensi promosi kesehatan, meliputi:
1.            Cedera Tidak Disengaja
a.       Anjurkan remaja untuk mengikuti program pendidikan mengemudi dan menggunakan sabuk keselamatan
b.      Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan minum dan berkendaraan; penggunaan obat
c.       Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang menggunakan kendaraan bermotor
d.      Yakinkan remaja mendapatkan orientasi yang tepat untuk penggunaan semua alat olahraga
2.            Penggunaan Zat
Periksa penggunaan zat, seperti alkohol, rokok dan obat-obatan serta informasikan risiko penggunaannya
3.            Bunuh Diri
a.       Berikan informasi tentang bunuh diri
b.      Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba bunuh diri
4.            Penyakit Menular Seksual
a.       Berikan remaja informasi mengenai penyakit, bentuk penularan, dan gejala yang berhubungan
b.      Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif seksual, tentang penggunaan kondom
c.       Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual


1.5.5        Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © the Life is Color