BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep
Anak Usia Sekolah
2.1.1
Pengertian Anak Usia
Sekolah
Menurut UU No. 4 Tahun
1979 tentang kesejahteraan anak dikutip dari Suprajitno (2004), anak sekolah adalah anak yang memiliki
umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai
kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak dengan
usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran program wajib
belajar pendidikan 9 tahun.
2.1.2
Ciri-Ciri Anak Usia
Sekolah Dasar
Menurut Suprajitno
(2004) akhir masa kanak-kanak memiliki beberapa ciri antara lain:
1.
Label
yang di gunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan dimana suatu
masa ketika anak tidak mau lagi menuruti perintah dan ketika anak lebih
dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada oleh orang tua dan anggota keluarga
lain.
b. Usia tidak rapi, suatu masa ketika
anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan
c. Usia bertengkar, suatu masa ketika
banyak terjadi pertengkaran antara keluarga dan suasana rumah yang tidak
menyenangkan bagi semua anggota keluarga.
2.
Label
yang digunakan pendidik/guru
a. Usia sekolah dasar adalah suatu
masa ketika anak diharapkan memperoleh dasar pengetahuan yang dianggap penting
untuk keberhasilan penyesuaian diri.
b. Periode kritis dalam berprestasi
merupakan suatu masa ketika anak mencapai sukses, tidak sukses atau sangat
sukses.
3.
Label
yang digunakan oleh ahli psikologi
a. Usia berkelompok merupakan suatu
masa ketika perhatian utama tertuju pada keinginan diterima oleh teman sebaya
sebagai anggota kelompok.
b. Usia penyesuaian diri adalah suatu
masa ketika anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui oleh kelompok
dalam penampilan, berbicara dan perilaku.
c. Usia kreatif merupakan suatu masa
ketika akan ditentukan apakah anak akan menjadi konfimis.
d. Usia bermain merupakan suatu masa
ketika besarnya keinginan bermain karena luasnya minat dan kegiatan untuk bermain.
2.1.3
Perkembangan Usia
Sekolah (Suprajitno, 2004)
1.
Perkembangan
biologis
Saat usia dasar
pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan meningkat 2 sampai
3 kg per tahun untuk berat badan. Pada usia ini pembentukan jaringan lemak
lebih cepat perkembangannya dari pada otot.
2.
Perkembangan
psikososial
Menurut Ericson
perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri inferior. Dalam tahap
ini anak mampu melakukan dam menguasai ketrampilan yang bersifat teknologi dan
sosial. Tahap ini sangat dipegang faktor instrinsik (motivasi, kemampuan,
tanggung jawab untuk memiliki, interaksi dengan lingkungan dan teman sebaya)
dan faktor ekstrinsik (penghargaan yang didapat, stimulus dan keterlibatan
orang lain).
3.
Temperamen
Sifat temperamen yang
dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam perilaku pada masa ini.
Pada usia ini temperamen sering muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat
besar untuk mengendalikannya, yang perlu diperhatikan orang tua adalah menjadi
figur dalam sehari.
4.
Perkembangan
kognitif
Menurut Peaget usia ini
berada dalam tahap operasional konkret yaitu anak mengekspresikan apa yang
dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini kemampuan anak belajar
konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki kemampuan belajar dari
benda, situasi dan pengalaman yang dijumpai.
5.
Perkembangan
moral
Pada masa akhir
kanak-kanak perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg berada dalam
tahap konvensional. Pada tahap ini anak mulai belajar tentang
peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan.
6.
Perkembangan
spiritual
Anak usia sekolah
menginginkan segala sesuatu adalah konkret atau nyata dari pada belajar tentang
agama. Mereka lebih tertarik terhadap surga dan mereka sehingga cenderung akan
melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.
7.
Perkembangan
bahasa
Pembicaraan yang
dilakukan dalam hidup ini lebih terkendali dan terseleksi karena anak
menggunakan pembicaraan sebagai komunikasi.
8.
Perkembangan
sosial
Akhir masa kanak-kanak
sering disebut usia berkelompok yang ditandai dengan adanya minat terhadap
aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima
sebagai anggota kelompok.
9.
Perkembangan
seksual
Masa ini anak mulai
belajar tentang seksualnya dan teman-temannya, mengembangkan minat-minat sesuai
dengan dirinya.
10. Perkembangan konsep diri
Perkembangan konsep
diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua, saudara dan sanak
keluarga lainnya. Saat ini anak-anak membentuk konsep diri yang ideal.
2.1.4
Masalah Anak Usia
Sekolah Dasar
Menurut Suprajitno
(2004) masalah–masalah yang sering terjadi pada anak usia ini meliputi bahaya
fisik dan psikologi antara lain:
1.
Bahaya
fisik
a. Penyakit
Penyakit infeksi pada usia ini jarang sekali terjadi, penyakit yang sering ditemui adalah penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri anak.
Penyakit infeksi pada usia ini jarang sekali terjadi, penyakit yang sering ditemui adalah penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri anak.
b. Kegemukan
Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar tapi akibat banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi sehingga anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain, sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai ketrampilan yang penting untuk keberhasilan sosial.
Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar tapi akibat banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi sehingga anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain, sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai ketrampilan yang penting untuk keberhasilan sosial.
c. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan tertentu.
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan tertentu.
d. Kecanggungan
Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.
Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.
e. Kesederhanaan
Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada masa apapun. Orang yang lebih dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik, sehingga anak menafsirkan sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri pada anak.
Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada masa apapun. Orang yang lebih dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik, sehingga anak menafsirkan sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri pada anak.
2.
Bahaya
Psikologi
a. Bahaya dalam berbicara
Kesalahan dalam
berbicara seperti salah ucap dan kesalahan bahasa, cacat dalam bicara seperti
gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sadar diri sehingga anak hanya
berbicara bila perlu saja.
b. Bahaya emosi
Anak masih menunjukkan
pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang
meledak-ledak, cemburu sehingga kurang disenangi orang lain.
c. Bahaya konsep diri
Anak mempunyai konsep
diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas pada diri sendiri dan pada
perlakuan orang lain. Anak cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif
dalam memperlakukan orang lain.
d. Bahaya yang menyangkut minat
Tidak minat pada hal-hal yang
dianggap penting oleh teman sebaya dan mengembangkan.
2.1.5
Kebutuhan Anak Usia
Dasar
1. Menurut Soetjiningsih (1998), anak
tidak bisa memperjuangkan nasibnya sendiri, mereka sangat lemah, mereka
menderita akibat distribusi sumber daya yang tidak merata sehingga mereka
sangat tergantung bagaimana kita memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan
mereka, salah satu kebutuhan dasar anak antara lain pendidikan dasar, meliputi meningkatkan
kesempatan belajar untuk anak, pendidikan dimulai sejak dini dilanjutkan dengan
pendidikan dasar untuk meningkatkan kecerdasan bangsa.
2. Menurut Nelson (1999), kebutuhan
anak antara lain:
Keberhasilan
atau hygiene dan sanitasi lingkungan. Hygiene merupakan kebutuhan anak karena
bila kebersihan anak kurang, maka akan mempengaruhi tumbuh kembangnya dan
rentan terhadap penyakit.
2.1.6
Konsep Perilaku Anak
Usia Sekolah
Menurut Soekidjo
Notoatmojo (2003), Usia 6-12 tahun anak sudah memiliki dunia sekolah yang lebih
serius walaupun ia tetap seorang anak dengan dunia yang khas, masa ini ditandai
dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku. Pertumbuhan dan perkembangan anak
membuatnya lebih siap untuk belajar dibanding sebelumnya, anak jiga
mengembangkan keinginan untuk melakukan berbagai hal dengan baik bahkan bila
mungkin enggan sempurna. Karakteristik anak usia sekolah jelas berbeda dengan
anak prasekolah sehingga orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda
disbanding sebelumnya ketika anak masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Karena
waktu anak sekarang lebih banyak dilewatkan diluar rumah sehingga orang tua
khwatir anak tercemar pengaruh yang tidak diinginkan. Perkembangan anak sekolah
meliputi perkembangan kognitif dan sosial emosi.
1.
Perkembangan
Kognitif
Anak usia 10-12 tahun
atau praremaja sudah mulai menggunakan logikanya Karen amereka sudah mahir
berhitung dan kemampuan ini dapat diterapkan dalam kehidupan setiap hari.
Mereka juga mulai bisa diberi pengertian untuk menghemat dengan memberitahukan
secara garis besar pemasukan dan pengeluaran keluarga setiap bulan anak juga
semakin mamapu merencanakan perilaku yang terorganisir, temasuk menerima
rencana atau tujuan beraktivitas dan menghubungkan pengetahuan serta tindakan
dalam rencana tesebut. Perkembangan kognitif pada akhir usia sekolah adalah
pencapaian prestasi dan sebagian anak juga memiliki motivasi yang amat tinggi
untuk mencapai sukses dan berusaha keras untuk mencapainya.
2.
Perkembangan
Sosial Emosi
Akhir usia sekolah anak
sudah memiliki kemampuan untuk mengontrol dirinya dalam berempati dan
merefleksi dirinya terhadap perilaku dan interaksinya. Menurut piaget anak usia
praremaja mulai belajar melihat dunia luar dari kacamata mereka sendiri karena
masalah yang dihadapi saat anak duduk dikelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar pada
umumnya adalah kesulitan berhubungan dengan orang dewasa selain anggota
keluarganya. Persaingan dapat memberi pengaruh positif bagi perkembangan sosial
ekonomi anak karena saat anak duduk dikelas 4-6 SD anak telah memandang
kegagalan atau keberhasilannya dengan penuh percaya diri.
2.2
Keperawatan
Kesehatan Sekolah
Keperawatn kesehatan sekolah merupakan salah satu
area dalam keperawatan komunitas yang lebih difokuskan dalam upaya pencegahan
dan penatalaksanaan penyakit menular dengan menekankan pada upaya preventif dan
kuratif. Perspektif keperawatan sekolah adalah bagaiman mengintegrasikan konsep
kesehatan dalam kurikulum sekolah melalui berbagai usaha dalam penemuan dini
gangguan kesehatan (case finding), upaya pemeliharaan kesehatan dan lingkungan
sekolah. Perawatan kesehatan sekolah
berperan dalam pelaksanaan EPSDT yaitu Early And Periodic Screening, Diagnosis
And Treatment Health Problem.
Program kesehatan sekolah sangat penting untuk diaplikasikan
karena siswa sekolah sebagai kelompok khusus membutuhkan perlindungan dari
berbagai efek buruk linkungan sekitar mereka. Siswa sekolah juga membutuhkan
kesehatan agar dapat belajar secara efektif, sehingga menjadi sumber daya yang
bermutu. Tujuan kesehatan sekolah
difokuskan pada:
1. Upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
2. Mengidentifikasi
masalah kesehatan dan mencari upaya pemecahan masalah kesehatan.
3. Memberikan
pendidikan kesehatan tentang pola hidup yang lebih sehat kepada siswa dan keluarga.
Untuk mencapai upaya tersebut diperlukan program
kesehatan sekolah yang komprehensif, meliputi:
1. Pelayanan
kesehatan
2. Pendidikan
kesehatan
3. Peningkatan
kesehatan lingkungan
4. Aktifitas
latihan fisik
5. Pelayanan
bimbingan dan konseling psikologis
6. Pelayanan
makanan yang sehat untuk civitas sekolah
7. Pelayanan
pekerja sosial
8. Tenaga
promosi kesehatan
9. Keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan sekolah
Daftar Pustaka
Dermawan, Deden.2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Effendy, Ferry dan Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas-Teori dan
Praktek dalam Keperawatan. 2009. Jakarta: Salemba Medika
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Edisi 2. Jakarta: EGC
2 komentar:
TERIMA KASIH
yang di paper kok g ada di dapus? suprajitno dan lainnya dapusnya mana mbak?
Posting Komentar